Young Husnudzon National Conference
Satu sisi generasi muda
diselimuti masalah, namun di sisi lain pemuda adalah ujung tombak solusi
masalah bangsa, termasuk masalah pemuda itu sendiri. Potensi besar pemuda ini
tergambar jelas dalam ungkapan Sang Proklamator Bung Karno, "Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan ku cabut semeru dari
akarnya. Berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."
Memang begitu powerful posisi pemuda.
Dalam ratusan tahun bangsa kita dijajah, ditangan kaum muda Indonesia akhirnya
merdeka. Seperti yang tercatat dalam sejarah peristiwa 16 Agustus 1945, sehari
sebelum kemerdekaan.
A. Background
"Kamu
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Menyeru pada kebaikan, dan
mencegah dari kejahatan."
(QS. Ali Imran : 110)
Indonesia sebagai
negara dengan penduduk ke-4 terbesar di dunia. Negara berpenduduk Muslim
terbesar ke-1 di dunia. Mayoritas warga Indonesia adalah pemuda berumur 16-30
tahun sebayak 62 juta jiwa (Sensus Penduduk 2010). Dimana 1 dari 4 orang
Indonesia adalah pemuda. Sudah sepantasnya Indonesia dapat menjadi negara yang
beradab dan maju. Menjadi pemimpin dan inspirasi bagi bangsa-bangsa lain.
Background YHNC I |
Kita semua sepakat
bahwa tanggungjawab bangsa Indonesia masa depan adalah di pundak generasi muda
saat ini. Namun kondisi pemuda saat ini cukup memprihatinkan. DKT Indonesai
menyebutkan bahawa 39% Remaja usia 15-19 tahun (siswa setingkat SMP-SMA) sudah
pernah hubungan seksual, sedang pemuda usia 20-25 tahun (mahasiswa) pernah
hubungan seksual lebih dari separuhnya yaitu sebanyak 61% (Sexual Behaviore Survey, 2011). Hubungan seks
bebas ini akhirnya melahirkan sekitar 20% atau 700-800 ribu aborsi dilakukan
remaja dari 2,4juta kasus per-tahun (BKKBN, 2012). Sedang kasus Aids di Indonesia
terjadi pada usia 15-29 tahun sebanyak 35,3% (Kementerian Kesehatan,
2014).
Dewasa ini bukanlah menjadi
rahasia bahwa mayoritas pemakai narkoba adalah pemuda. BNN mencatat 50-60%
Pengguna narkoba adalah pemuda dari total pengguna 3,8-4,2 juta jiwa
(Penelitian BNN dan UI, 2012). Lebih
dari 23% konsumsi minuman keras terjadi pada pemuda (Kementerian Sosial, 2015).
Tawuran pelajar sebanyak 339 kasus yang mengakibatkan 82 siswa meninggal dunia
(Komnas Anak, 2011). Lebih dari 52 korban geng motor terjadi dalam 38 kasus,
terdiri dari 24 luka-luka dan 28 pelajar meninggal (Indonesia Police Watch,
2014). Kenakalan remaja mengalami peningkatan 36,33% (Polda Metro Jaya, 2012).
Mengenai toleransi dan
keberagaman juga cukup memprihatinkan, 14,2% Anak muda setuju pemboman (LaKIP,
2011). Dalam bidang pendidikan BPS merilis 63% pemuda hanya berpendidikan kurang
dari SLTP, hanya kurang dari 6% berpendidikan tinggi (Badan Pusat Statistik,
2012). Belum lagi dalam aspek kesejahteraan dan ekonomi, dari 7,45 juta total
pengangguran di Indonesia, 400ribu
pengangguran adalah pemuda bertitel sarjana (Badan Pusat Statistik, 2015). Sedang
total wirausaha kita masih kurang dibawah standar, yaitu 1,65% jumlah pengusaha
dari populasi 240 juta jiwa (Kementerian Koperasi dan UKM, 2015).
Background YHNC II |
Tugas pemuda pasca
merdeka saat ini sesungguhnya bukan berarti lebih mudah. Dalam tiap zaman akan
selalu ada tantangan yang harus diselesaikan. Termasuk hal utama yang harus
dilakukan pemuda adalah mengembangkan dirinya. Setelah hal itu berhasil
dilakukan, maka tahap selanjutnya pemuda akan menjadi agen perubahan yang nyata
bagi masyarakatnya. Bukankah semua hal besar dilakukan dari hal yang kecil. Maka
kebesaran Indonesia di masa depan bermula dari memperbaiki dan mengembangkan generasi
muda saat ini.
Kegiatan Young Husnudzon National Conference yang
diselenggarakan oleh Positive Impact
Center merupakan bagian dari memperingati ulang tahun ke-4 lembaga
pengembangan pemuda tersebut yang telah berdiri sejak 10 Oktober 2012. Konferensi tahun 2016 ini bekerjasama dengan HMJ IQTAF
UIN Jakarta sebagai Host University. Program Young Husnudzon adalah salahsatu program
unggulan yang digagas untuk menumbuh kembangkan paradigma husnudzon khususnya
pada generasi muda agar menjadi pemuda unggulan berpola pikir solusi,
berkembang, dan maju.
Program ini mengajak bersama
generasi muda, pemerintah, dan pihak strategis lain yang peduli pemuda guna
mencapai tujuan seperti yang tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang nomor 40
tahun 2009 tentang Kepemudaan, “Pembangunan
kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif,
mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan,
kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.”
Seluruh hal di atas
menjadi latar belakang dan semangat dasar penyelenggaraan Young Husnudzon National Conference yang mengangkat tema “Pengembangan Pemuda Indonesia Persepktif
Generasi Muda”. Kegiatan ini mengajak generasi muda seluruh Indonesia untuk
berbicara dan memahami lebih jauh dan mendalam perihal bagaimana semestinya pengembangan
generasi muda.
B. Tujuan
1. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan kepedulian terhadap dinamika pengembangan pemuda Indonesia.
2. Menumbuhkan
pemahaman tentang pentingnya paradigma husnudzon dalam pengembangan hidup dan
berbangsa.
3.
Mengajak generasi muda dari seluruh Indonesia untuk mengidentifikasi potensi,
hambatan, peluang dan tantangan yang dihadapi generasi muda dalam konteks
nasional.
4. Mendorong
generasi muda seluruh Indonesia untuk bersama-sama merumuskan rekomendasi
kebijakan negara dalam pengembangan pemuda yang mencakup sektor Pendidikan dan
Agama, Sosial dan Budaya, Hukum dan Politik, Kesehatan dan Lingkungan, serta
Ekonomi dan Kewirausahaan.
5. Mengajak
generasi muda seluruh Indonesia untuk turut mewarnai dan mengawal
pembentukan Nation Character Building yang berbasis pada
Al-Qur'an dan Pancasila.
6. Mengajak
generasi muda seluruh Indonesia untuk turut serta menjadi subjek pelopor pengembangan pemuda lainnya.