SMP & SMA Qur'an Anamfal, Cirebon : Sekolah Takhassus Al-Qur'an Wawasan Global

Tampilkan postingan dengan label Arti Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arti Hidup. Tampilkan semua postingan

19 Sep 2016

Kadang kita bertanya apa yang sedang terjadi pada diri kita? Pemuda memang darahnya selalu bergelora. Apa lagi pemilik mimpi besar.

Saya sangat terobsesi sekali dengan pidato-pidato dan tulisan Bung Karno. Mungkin karena saya menganggap Ia adalah ayah sendiri. Secara realita mungkin disebut ayah ideologis.

Ajarannya selalu menghidupkan mimpi untuk berkiprah nasional dan internasioanl. Dan memang hampir selalu mengabaikan apapun kondisi yang terjadi, dan berfokus pada keyakinan Allah Yang Maha Besar bisa merubah dan menjadikan apapun. Termasuk mimpi-mimpi kita.

Bung Faisal, "Pemuda pemimpi, selamat melewati proses ini. Kita hanya perlu melewati proses ini."
Di titik ini saya tersadar. Kesalahan saya adalah tidak fokus, kurang konsisten, kurang telit, dan tentu saja  kurang modal. Umurku menginjak 25 januari depan. Saya jadi teringat obsesiku untuk sukses semuda mungkin dan berhasil sebelum umur 25.

Hahhh... Tarik nafasku dalam-dalam. Semuanya seperti berputar-putar dalam kepala. Sejak 3-4 tahun lalu memang saya semakin sadar, orang-orang yang penuh semangat besar, juga memilki sisi lain. Yaitu down yang habis-habisan pula. Walau untungnya semangat masih menjadi suara mayoritas.
Diakui atau  tidak, dan disengaja atau tidak. Mungkin diri ini sudah sombong, dan terlalu melihat besar diri ini. Padahal saya bukanlah siapa-siapa, dan sampai kapanpun bukanlah siapa-siapa yang berhak sombong. Untung masih memilki  "harta terbesar", yaitu iman pada  Allah. Dengan segala kekurangan kadar iman, akhlak, dan amal.

Berita akhir-akhir ini cukup menyita waktu. Dari kasus Mario Teguuh dan Kiswinar, kasus suap kepala DPD, Tax Amnesty yang didatangi pengusaha-pengusaha kelas kakap serta kaitannya dengan tindakan kontra Singapura. Semuanya berputar, tidak jarang berita itu buat pesimis menatap hidup. Termasuk keinginan menikah september atau bulan depan, hutang yang masih belum surut signifikan, proses ke-2 applying LPDP, penyelenggaraan Konferensi Nasional Young Husnudzon akhir tahun ini, agenda keliling 100 negara, mimpi pesantren Sadpas berkapasitass 300rb santri serta kaitannya ketidaksetujuan keluarga pada pendamping hati. Sakali lagi semuanya berputar. Belum lagi mimpi untuk hafidz 30 juz dan suksesnya Positve Impact Center.

Mungkin malam ini jangan terlalu panjang-panjang menulis, yang penting konsisten. Dan semakin saya sadar, inilah salahsatu power utama yang harus terus diasah. Diri ini sepertinya memang sedang hilang arah. Sebetulnya wajar juga, dalam hukum One Thing, segala sesuatu perubahan besar pasti akan ada ketidakaturan bahkan berantakan.

Pemuda pemimpi, selamat melewati proses ini. Kita hanya perlu melewati proses ini. Dengan tetap menancapkan keyakinan dan optimis. Sebetulnya sederhana, saya hanya ingin mencinta dan dicintai, serta berupaya memberikan manfaat pada dunia. 


Bung Faisal,
Cirebon, 19 Sept 2016.


27 Jun 2016


Oleh: ‪Fitri Callista Azzahra, 
#‎SahabatPICAmbassador Kalimantan Utara 

Akhirnya aku harus mencari buku-buku dan referensi yang lebih akurat lagi. Jadi, tersibuklah aku dengan skripsiku. Untungnya zaman sudah canggih dan ada seorang teman baru yang bekerja di kantor tempatku mengambil data skripsiku yang baik dan mau membantuku. Bahkan aku ditawarkan honor disana membantu pekerjaan kantor. Aku fikir ini lumayan buat ongkos skripsi mengingat semenjak aku bilang kepada suamiku bahwa aku tak bisa pulang-balik seperti biasanya. Dia tak pernah lagi mengirimiku uang. 

Dan uang yang selama ini dia berikan adalah uang buat saya bolak-balik Tarakan-Bunyu dan perlengkapan anak kami saja. Jadi ketika ada tawaran seperti itu saya tentu tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dan Alhamdulillah benar sekali kantor sangat membantuku sekali bahakan teman baruku itu yang selalu setia menemani dan memperbaiki printerku saat lagi ngeprint dan ngadat.

Hubungan ku dengan suamiku semakin renggang. Aku tetap berusaha seperti biasa memberikan perhatian-perhatian kecil dan menelpon anakku. Namun lagi-lagi dia tak mau datang ke Tarakan. Padahal saat itu dia tidak sedang bekerja. Ketika saya maju proposal dia tidak datang menemani saya bahkan tak menyemangati saya. Ya sudahlah.

Aku tahu dia slalu seperti itu. Bahkan ketika aku maju hasil pun dia tak datang. Aku menyelesaikan skripsi dengan tempo 5 bulan. Dengan nilai sangat memuaskan sesuatu yang membanggakan diriku.

Akhirnya aku kembali ke Bunyu mengunjungi anak dan suamiku. Hubunganku dengan suamiku semakin gak karuan dia menyueki aku di pagi hari, tapi bagai singa kelaparan dimalam hari. Keadaan ini sungguh sangat membua aku tak nyaman. Hingga malam itu, aku ungkapkan semua yang aku rasakan dan dia malah semakin menjadi. Disaat yang bersamaan aku harus menyiapakan pemberkasan kelulusan mulai dari yudisium hingga wisuda. 

Tak ada uang yang dia berikan, uang tabunganku hasil bekerja kemarin masih ada. Uang itulah yang saya gunakan untuk menyelesaikan semua urusan ku. Yudisium dia tak datang. Dan aku tetap sabar menjalani dan menghadapi semua ini. Selesai yudisium aku ditunjuk buat jadi asisten dosen di fakultas sehingga aku tidak bisa ke Bunyu. Hingga waktu wisuda pun tiba namun dia tak juga datang padahal aku sudah mengajaknya dan memberitahukannya. Bahkan aku memohon padanya untuk datang di hari yang tak akan terulang lagi itu. Namun, lagi-lagi dia tak datang.

Wisuda selesai akhirnya aku kembali dan menemuinya. Dia semakin kasar dan beringas padaku. Aku sudah tak sanggup lagi. Ketika aku ingin membawa anakku ke Tarakan dia mengharamkan aku untuk memelihara anakku sendiri bahkan dia tega menyumpahi anaknya sendiri. Entah apa lagi yang harus aku lakukan. Keadaan ku disana sudah tak nyaaaman sama sekali. Tak nyama sementara anakku membutuhkan aku, tapi anakku dirampas dari tangannku. 



Dalam masalah yang berat ini. Allah mengirimkan kabar bahwa aku akan di sekolahkan oleh kampusku dimana pun mau kuliah dengan biaya full gratis, alias beasiswa. Ini bener-bener kabar bahagia. Sungguh bahagia.

Dan, aku memilih untuk melanjutkan ke Jerman. Untuk itu aku mempersipkan diri mengenai segala sesuatu mengenai keberangkatanku dan persiapan diriku.
Namun, masalahku belum selesai.

Setelah menjelaskan semuanya kepada kedua orang tuanya. Walaupun aku tahu ini masalah kami dan seharusnya kami dapat menyelesaikannnya bersama-sama. Namun aku tak sanggup lagi bersamanya menyelesaikannya. Namun, taka ada aku dapat dukungan dari orang tuanya malah aku dijatuhkan, dihina, dan diremehkan. Dia juga telah mengharamkankan ku untuk melihat dia lagi.

Hingga entah apa yg bapak bicarakan dengannya hingga dia berjanji akan ke Tarakan untuk memperbaiki semuanya. Namun, ku tuggu-tunggu tapi tak pernah juga datang seperti biasa. Dia hanya bisa bicara tanpa pembuktian. Jadi, aku memutuskan untuk melakukan gugatan cerai setelah beberapa kali aku konsultasikan sama Ustadz, beberapa guru agama, dan para orang tuaku. Aku pun memutuskan berpisah dengannya. Dengan harapaaan yang sangat besar bahwa ankku bisa bersamaku. Amiin.


Kali ini, aku hanya bisa berdoa agar diberikan yang terbaik dalam hidupku. 

Oleh: ‪Fitri Callista Azzahra, 
#‎SahabatPICAmbassador Kalimantan Utara 

Ya Allah, Usiaku saat itu masih 19 tahun. Aku tak pernah tau apa yang pernah aku lakukan higga aku bernasib seperti ini. Menyalahkan keadaan, menyalahkan nasib, tak tahu nasib masa depanku nanti. Hingga seorang sahabat menyadarkanku aku masih punya harapan. Cita-cita itu masih bisa dikejar. Dia selalu menemaniku disaat saat aku rapuh hingga saat ini.

Suamiku jarang sekali ke Tarakan bahkan setiap minggunya akulah yang selalu mengunjunginya bersama anakku. Bahkan ketika lebaran pun dia tak pernah ke rumah orang tuaku. Aku telah mengabdikan diriku baginya dan keluarganya. Namun tak sedikit pun dia menghargai orang tuaku. Entah apa alasannya tak mengizinkan aku membawa anakku. Setiap aku meminta izin untuk membawa anakku ke tarakan dia pasti marah, pasti kasar sama aku.

Ibuku juga nenek dari cucunya tapi tak pernah diizinkan untuk memelihara cucunya barang sehari pun. Aku terus sabar melalui hari-hariku bersamanya dan kuliahku. Beasiswaku memang tak lagi ku dapatkan. Namun melihat prestasiku yang tak pernah jatuh dan keterlibatanku dalam mengharumkan nama kampus membat aku selalu mendapat beasiswa disetiap semesternya. Masih ada harapan untukku meraih cita-cita. Namun bagaimana dengan anakku. Buah hatiku.

Sikapnya yang tak pernah mengizinkan aku memelihara anak kandungku sendiri semakin lama semakin jadi. Aku baru tahu, ternyata aku hanya dinikahi untuk menghasilkan keturunan dan pemuas nafsunya belaka. Dia tak pernah melakukannku selayaknya seorang istri yang ia cintai. Tak pernah memperlakukanku bak bidadari dirumhnya.

Aku yang biasanya tiap minggu selalu menjengguk anakku. Ketika aku KKN dan tak mungkin bagiku untuk menjenguk anakku, saat itu dia memiliki waktu off kerja tak pernah mengunjungiku. Bahkan aku telah memohon padanya agar bisa mengunjungiku, tapi dia malah memarahiku dan berkata-kata kasar padaku. Dan lagi-lagi aku hanya bisa diam.

Sosok imam dalam keluargaku pun tak ada. Dia tak pernah mengajakku untuk sholat, bahkan ketika aku mengajaknya untuk menikah lagi karena keadaanku yang kemarin, dia malah menolak dan berkata belum siap. Tapi setiap malam dia selalu minta dilayani. Dan aku tak bisa menolak.

Aku sudah gerah dengan keadaan ini aku udah bosan dengan keadaan ini bahkan aku sudah tak ingin seperti ini lagi. Aku butuh sosok imam yang slalu mengajakku kepada kebenaaran mengharap ridho dari Allah. Dia selalu megajakku jalan dengan pakaian-pakaian jilbab sexy. Dia bangga memamerkan istrinya yang cantik dan sexy itu ungkapnya. Aku malu aku rishi penampilanku sebelum menikah jauh berbeda. Aku tak mau lagi seperti ini. Sangat tidak ingin lagi.

Hingga akhirnya aku harus menyelesaikan tugas skripsiku. Biasanya 3 hari dalam seminggu aku balik. Kini sebulan hanya sekali saja aku mengunjunginya dan anakku. Dan lagi, walau aku tak selalu menyuapi dan tak rutin menyusui anakku. Tetapi setiap aku pulang anankku tak mau dengan yang lain. Hanya mau bersamaku. Hanya ingin bersamaku. Bahkan aku ke WC pun dia ikut. Bahkan ketika akan diambil oleh bapaknya atau neneknya dia selalu menangis kencang dan ingin ikut denganku. Mungkin inilah kekuatan doa yang selama ini aku panjatkan.

Berada di Kabupaten Bulungan, skripsiku ini tantangan juga buatku. Karena selama ini mahasiswa ujuk-ujuknya menggunakan regresi linier berganda, dan aku menggunakan regresi data panel yang tak pernah diajarkan oleh dosen statistic. Bahkan sepanjang sejarah universitas ku berdiri belum ada yang menggunakan alat analisis itu. Bahkan dosen pembimbingku saja tak tau mengenai alat analisis ku itu. 

Lanjut membaca >>> Pemerkosaan, Saya dan Suami : Pencarian Makna (part 3).



Oleh: ‪Fitri Callista Azzahra, 
#‎SahabatPICAmbassador Kalimantan Utara 

Masa lalu terlalu suram untuk diingat. Saya merupakan wanita korban pemerkosaan oleh seorang pria yang tidak pernah menjadi pacar saya. Saya merupakan anak yang sangat berprestasi di SMA dan tak sedikit yang mau mendekati dan memacari cara. Namun, saya tidak pernah pacaran semua saya anggap teman. Hingga malam itu terjadi. Entah, saat itu saya mau lari bunuh diri MATI.

Saat menulis ini, air mata saya mengalir tanpa saya sadari. Betapa ingatan itu masih terlintas dipikaran saya. Sakit hati yang saya rasa sangat jelas terasa. Masih terasa.

Untungnya, dia mau mempertanggungjawabkan apa yang telah Ia lakukan itu pun saat usia kandunganku telah 7 bulan. Tak pernah menjalin hubungan dengannya membuat aku tak begitu mengenal dia hanya tau nama dan sosoknya saja. Akhirnya tepat tanggal 6 Mei 2013 kami menikah. Saat itu, statusku sebagai salah satu mahasiswa tercatat dalam mahasiswa prestasi peraih beasiswa unggulan yang dibiayai oleh pemerintah semua ongkos kuliah hingga selesai. Namun, kejadian ini membuat beasiswa saya dicabut. Sebagai seorang istri merupakan tanggungjawab saya patuh dan taat padanya. Tapi, apa yang saya dapati di usia kehamilan sudah besar dia selingkuh dengan wanita lain. Saya tak marah sama sekali, saya seakan tak punya kekuatan bahkan keberanian untuk mengungkapkan apa yang saya alami saat itu.

Dia sungguh pandai bermain kata-kata. Dia sungguh bisa memutar balikkan fakta. Hingga suatu ketika tiba saatnya aku harus melahirkan. Aku melahirkan dirumah mertuaku, perlakuan mertua sungguh sangat jauh berbeda dengan ibu saya. Hari ketika anak saya dilahirkan terjadi gelombang besar sehingga ibu saya tidak bisa menjenguk saya. Saya tahu persis apa yang beliau rasakan. Anak saya merupakan anak yang luar biasa sejak usia kandungan masih muda, saya tetap melakukan aktivitas fisik dengan jadwal kegiatan kuliah dan organisasi yang padat. Bahkan ketika memasuki usia kehamilan 5-6 bulan dimana dia mulai lincah berkontraksi di dalam rahimku aku tengah mengikuti berbagai perlombaan. Dan Alhamdulillah juara. 

Bahkan ketika usia kehamilanku 8-9 bulan aku persiapan Ujian Akhir semester. Tak pernah ditemani sama sekali dengan sosok suami yang seharusnya menemaniku kemanapun aku pergi menjagaku dengan buah hati di dalam rahimku. Ya Allah aku merasa benar-benar lemah, namun kekuatanku bangkit setiap aku rasa ada kehidupan di dalam rahimku.

Ujian akhir semester pun berlalu, dan aku melahirkan disaat masa libur kuliah. Tepat selesai masa nifasku 40 hari bertepatan dengan pertengahan registrasi daftar ulang. Aku berangkat meninggalkan anakku, yang masih merah. Yang masih membutuhkan ASI. Aku berada pada pilihan berat. Anakku yang membutuhkan aku dan tuntutan kuliahku yang harus aku selesaikan tepat waktu. Suamiku tak mengizinkan aku menyusui anakku, hanya sesekali saja. Dia sengaja melakukan itu, katanya kau kan harus kuliah, kalau kau dekat sama anakmu nanti kau gak bisa kuliah. Piliihan yang sangaat sulit. Sungguh sangaat-sangat sulit.

Aku pun meminta izin membawa anakku ke Tarakan untuk aku susui hingga berusia minimal 6 bulan. Toh disana juga ada orangtuaku. Tapi, tak diizinkan. Dan aku diantarkan begitu saja di pelabuhan, lalu ditinggalkan. Akhirnya aku berangkat sendiri dengan berlinangan air mata meninggalkan bayiku yang masih tak mengerti apa yang terjadi.






25 Jun 2016

Oleh : Bung Faisal, CEO Positive Impact Center

Kenapa Hidup Hilang Arah? Spesial saya tulis untuk #SahabatPIC yang sedang merasakannya. Semoga ini menjadi teman yang mengobati kegelisan dalam dada.

Di masa muda ini. Banyak mimpi yang coba diraih, dan kitapun melihat realita yang kita temui. Bukan hanya cita-cita, urusan cinta juga tidak jarang berseberangan antara harapan dan realita. Tidak jarang membuat hidup penuh rasa. Dari semangat, bahagia, optimis, pesimih, hingga sedih. Termasuk yang akan kita bahas kali ini: Hidup yang hilang arah. Juga biasa disebut hilang orientasi hidup.

Percayalah, tiap pemuda pasti pernah merasakan dan mengalaminya. Mau sesukses, segagal, sekeren, sekucil, secemerlang prestasi, semiskin, dan sekaya apapun. Kondisi jiwa hidup hilang arah ini terjadi baik yang sedang posisi di atas, juga yang sedang mengalami hidup di bawah.

Kenapa Hidup Hilang Arah? 
Saya sendiri ketika mengalami hilang arah dalam hidup, selalu muncul beberapa pertanyaan :

1. Kenapa hidup saya begini? 
2. Apa sebetulnya yang saya inginkan?
3. Apa sebetulnya tujuan hidup saya?
4. Sebetulnya saya ahli dalam bidang apa?
5. Sebetulnya saya mau jadi apa?
6. Kenapa sukses secara finansial belum juga terwujud?
7. Sebetulnya, bagaimana seharusnya menjalani hidup ini?
8. Saya tidak tahu dengen sebenarnya, apa yang sebaiknya dilakukan sekarang ini?
9. Kata mereka saya berprestasi, kadang merasa memang begitu, namun kenapa hidup ini seperti ini?
10. Saya tidak tahu kemana akan melangkah?

Dari pertanyaan-pertanyaan yang berangkat dari kegelisahan hati ini sangat jelas menggambarkan hidup yang hilang arah. Tidak jelas hidup mau dibawa kemana dan untuk apa. Selain pertanyaan-pertanyaan seperti yang saya alami tersebut, ada pula teman-teman yang memiliki pertanyaan yang lain, seperti "Apa saja prinsip-prinsip yang saya yakini sebetulnya?" dan "Apa yang membuat saya semangat bangun dari tempat tidur di pagi hari?"

Sekali lagi, apapun pertanyaan itu dan yang membuat hati kita gelisah. Semua pertanyaan sangat jelas  menggambarkan diri kita yang hilang arah. Kita seperti tidak tahu siapa diri kita sendiri, maunya apa, dan akan jadi apa kedepan.

Lalu kita bertanya, kenapa hidup menjadi hilang arah? Apa yang menjadi sebab hidup hilang arah? Apa faktor-faktor yang membuat hidup hilang arah?

Untuk jawaban itulah tulisan ini. Dalam renungan dan sepengalaman saya, ada beberapa faktor dan alasan hidup hilang arah :


1. Karena tidak fokus

Kita memiliki banyak cita-cita dan target dalam waktu bersamaan. Kemampuan kita untuk mewujudkannya tidak sebanyak mimpi dan terget yang telah ditetapkan. Hingga akirnya kita jadi hilang arah. Terlebih jika kita sekali waktu fokus lebih dari 3 hal. Saya pribadi membatasi jika ingin multitasking maksimak pada 3 hal. Perpindahan fokus satu, ke fokus lain membutuhkan proses pikiran dan perasaan juga. Hal ini tidak mudah, dan membuthkan banyak energi. Kita bisa mendapatkan banyak hal, tapi dengan pembagian waktu yang berbeda.

So, fokus.

2. Tidak jelas prioritas

Sebagai anak muda, banyak hal yang ingin diraih. Dan kita ingin meraihnya dalam satu waktu. Semuanya kita ingnkan, dan semuanya kita lakukan. Akhirnya kita tidak tahu mana prioritas mana yang sampingan. Mana yang perlu kita kejar habis-habisan, dan mana target yang kita biarkan hasilnya tidak maksimal. Karena memang tidak menjadi priortas. Mana urgent, mana yang bisa ditunda. Kunci di sini, kita tidak bisa mendapatkan semua hal. Tapi kita bisa meraih yang kita prioritaskan.

So, buat prioritas.

3. Dikelilingi hal negatif

Membaca berita tidak baik, seperti perceraian, pembunuhan, penipuan, dan pemerkosaan. Mendengarkan lagu-lagu yang mengajak mengeluh, berlaku sebagai korban, dan pesimis. Atau mungkin kita dikelilingi oleh orang-orang yang berpikiran dan berperasaan negatif. Maka itu dapat mempengaruhi hidup kita. Kita jadi hilang arah, kok hidup seperti ini ya.

Dan perhatikan, saat kamu menganti apa yang kamu lihat pada hal baik. Mengganti musik yang didengar dengan yang positif dan optimis. Kita dekati orang-orang yang baik dan berkumpul bersama orang-orang sholeh-sholehah. Perasaan kita berubah jadi tenang. Kita tidak kepikiran lagi sedang hilang arah. Karena saat hidup bersama orang-orang yang baik, melihat dan mendegar yang positif. Kita memang sedang dalam rel arah hidup yang benar. Maka pertanyaan itu tidak muncul. Yaudah, jalanin saja hidup ini.

So, ganti dan pilih segala sesuatu dengan yang positif.

4. Mengabaikan suara hati pribadi

Adalah benar kita adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Adalah benar kita harus mendengar nasihat dan arahan orang lain. Namun mengapa pada akhirnya dalam hidup yang kita jalani ini akan kita pertanggugngjawabkan secara pribadi di hadapan Allah kelak? Karena kita diberi hak untuk memutuskan dan memilih apa yang ingin kamu lakukan dan kamu raih.

Dengarkan suara hati kita. Dengarkan kemauan jiwa kita. Jika itu hal yang baik kenapa kita abaikan. Jika itu bernilai positif, kenapa masih mendengar kekhawatiran, cemoohan, dan segala komentar yang tidak manfaat untuk hidupmu yang sebenarnya. Ambil tanggungjawab pribadi, dan ikuti suara hati yang begitu indah itu.

So, listen your heart.

5. Belum berdamai dengan kekurangan diri sendiri

Tidak ada orang yang sempurna dalam hidup ini, tanpa cacat sedikitpun dalam berbagai aspek. Baik mereka yang sudah tiada, yang sekarang sedang hidup, dan yang akan meninggal. Mari catat baik-baik dalam hati dan pikiran hal ini.  Terlalu memikirkan kekuragan diri dapat menyebabkan hidup hilang arah.

So, maafkan diri.

6. Terlalu banyak berfikir

Hidup ini memang perlu berfikir, dan memang sangat penting. Namun jika terlalu banyak berfikir, ini yang salah. Karena saat terlalu banyak berfikir, action kita menjadi kurang. Bahkan mungkin menjadi tidak bertindak apapun. Hidup ini sesungguhnya bukan dalam pikiran, namun dalam dunia upaya. Itupula lah yang membuat mimpi dapat terwujud.

So, perbanyak action.

7. Terlalu membesarkan prestasi atau masalah masa lalu

Saya pernah membaca tulisan Arry Rahmawan, pendiri CerdasMulia. Ia bercerita kisah masa lalunya yang hilang arah. Ia juga terheran sendiri padahal tidak sedikit prestasi. Saya pun mengalaminya juga. Kadang saya merasa menjadi pemuda yang berprestasi. Diundang berbicara dihadapan puluhan hingga ratusan pemuda untuk memberikan inspirasi karena dianggap berprestasi.

Namun sesungguhnya diri ini bertanya, apa iya saya ini berprestasi seperti yang saya dan mereka pikirkan? Pikiran ini berujung, kalaupun berprestasi bukankah ini belum seberapa. Banyak di luar sana yang begitu menjulang prestasinya. Sikap terlalu membesarkan prestasi yang diraih, lalu melihat realita yang dihadapi masih diluar keinginan ini salahsatu faktor sebab hidup hilang arah.

Begitupula kita akan hilang arah saat terlalu membesarkan masalah. Karena saat itu kita menjadi tidak bisa berdaya. Kita menjadi beranggapan tidak bisa melakukan apapun yang berarti.

So, ukurlah prestasi dan masalah sesuai ukurannya. Sebesar apapun prestasi, tetap rendah hatilah. Sebesar apapun masalah, tetap yakinlah bisa diatasi.

8. Hidup terlalu sibuk atau terlalu nganggur

Saat terlalu sibuk. Berilah waktu untuk istirahat dan refreshing. Saat terlalu menganggur atau kosong, lakukan apapun kebaikan yang bisa dilakukan sekarang juga. Tanpa nanti. Semua yang terlalu memang tidak baik. Terlalu sibuk ataupun terlalu nganggur sama-sama tidak baik yag akan membuat kita hilang arah.

So, ambilah hak untuk beristirahat dan refreshing jika sedang sibuk dan melakukan kebaikan yang bisa dilakukan sekarang juga saat nganggur.

9. Masih sibuk mencari jati diri

Mencari jati diri memang tidak mudah. Dimasa pertumbuhan banyak sekali pilihan. Baik yang dialami langsung. Lebih-lebih saat melihat banyak warna manusia di luar sana yang menarik hati. Melihat artis, pengen. Melihat kesuksesan pengacara, ingin juga. Melihat pemain bola dengan berbagai permainan yang menawan, mau juga. Melihat pengusaha sukses, pengen juga jadi pengusaha. Karena semuanya mau, akhirnya hilang arah. Sebetulnya mau jadi apa. Kita tidak bisa jadi sesuatu dalam banyak hal secara bersamaan.

So, temukan jati dirimu, agar jelas kemana harus melangkah, mengatur strategi, dan jelas apa yang ingin kamu raih.

10. Belum menemukan satu mimpi terbesar 

Untuk bisa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, kita harus menentukan arah hidup. Salahsatu bagian arah hidup adalah tentukan mimpi terbesar dalam hidup kita. Dengan mimpi besar yang kita tancakpak, kita jadi tahu jelas. Sekarang saya mau apa, dan harus kemana.

So, temukan mimpi tunggal terbesar yang ingin kamu raih dalam hidup ini.

11. Belum menemukan passion

Penting untuk menemukan apa gairah hidup yang selalu berkobar dalam jiwa. Sesuatu hal yang kita sukai, bahkan tidak dibayarpun kita rela melakukannya. Kerja tak melulu soal materi, dan kepuasan kerjalah yang bisa membuat hidupmu lebih berarti. Passion ini akan membuat apapun yang kita kerjakan dalam raih mimpi begitu berisi tenaga dan semangat. Sangat enjoy.

So, temukan passion kamu.

12. Terlalu banyak menunda

Jika terus menunda, akhirnya jadi begitu banyak yang harus dilakukan. Karena terlalu banyak yang harus dilakukan. Sedang kemampuan kita terbatas, akhirnya tidak melakuakn apapun. Sehingga menimbulkan arah hidup buyar.

So, bersegera dalam kebaikan.

___

Itulah 12 faktor dan sebab hilang arah hidup yang bisa kita sharing kali ini. Besar harapan semoga ada #SahabatPIC yang merasakan manfaatnya. Memberikan jawaban segala pertanyaan tentang arah hidup yang tidak jarang selalu muncul di masa muda ini.

Dengan mengetahui faktor dan sebab hilangnya arah dalam hidup tersebut, semoga dapat mendeteksi penyebab dalam diri kamu. Sehingga bisa ditemukan pula obatnya. Sehingga tidak berada dalam kebimbangan yang lama mengenai arah hidup. Melainkan segera kejar dan uapayakan arah hidup yang berisi mimpi-mimpi indah itu.




29 Mei 2016

Hai #SahabatPIC jika melihat anak muda Youtubers Indonesia tentu selain menghibur mereka terlihat cukup nakal. Ya, bahkan mungkin keterlaluan. Dan sebagaian dari kita berpandangan tidak baik ditonton. Kita pilih mana yang baik, dan buruk. Dan selalu ingat, bahwa tiap yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Masa remaja dan muda memang masa yang sangat menentukan masa depan: Curam atau gemilang. Semua merasakan masa pencarian jati diri. Kami Positive Impact Center meyakini bahwa kenakalan dan sikap kurang baik masa lalu, jika kita berhenti tidak melanjutkan kebiasaan buruk itu masa depan kita tetap bisa cerah. Dan bukankah setiap kita pernah berbuat salah selain? Termasuk kamu? Tapi perubahan sikap kita yang baik, akan menutup kekurangan kita masa lalu.

Dan siapa sangka, kehidupan anak muda Youtubers Indonesia ini penuh perjuangan dan haru biru meneteskan air mata. Kami yakin, memang tidak ada manusia sempurna. Kami berpandangan lurus, hidup ini adalah mengisi kekurangan. Kita akan kecewa jiwa berharap hidup ini sempura. Namun begitu indahnya saat proses mengisi kekurangan dalam hidup ini berjalan. #YukHusnudzon!

1. Draw My Life - Laurentius Rando @GazelleCross
Channelnya klik> Laurentius Rando




2. Raditya Dika - Profile Short Movie
Channelnya klik> Raditya Dika



3. Draw My Life - EdhoZell (100K Subscribers!!)
Channelnya klik> EdhoZell



4. "Draw My Life" - Reza 'Arap' Oktovian #DrawMyLifeArap
Channelnya klik> rezaoktovian



5. Draw My Life - Alitt Susanto (Anak Keluarga Petani, Mengejar Mimpi)
Channelnya klik> alitt susanto




6. The Journey of SKAK | 5th Anniversary
Channelnya klik> Bayu Skak




Gimana pendapat #SahabatPIC setelah menonton 6 Video Profile Perjalanan Hidup Youtubers Indonesia?


7 Feb 2015



Alex Lewis, Hilang 2 Tangan dan 2 Kaki Justru Lebih Bahagia
Alex Lewis kehilangan 2 tangan dan 2 kakinya. Ia berhak dirundung kesedihan atau putus asa karenanya. Namun, pada usianya yang kini 34 tahun, pria tabah itu justru mengaku bahagia. Bahkan jauh lebih bahagia daripada sebelum ia kehilangan anggota tubuhnya itu. 

Pria asal Stockbridge, Hampshire, Inggris itu merasa beberapa tahun belakangan adalah saat yang luar biasa. Salah satunya, ia merasa amat dekat dengan orang-orang terkasih. 
"Mengubah pikiranku tentang menjadi ayah, pasangan, juga menjadi manusia seutuhnya," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari BBC.com, Kamis (22/1/2015). 

Orang mungkin tak percaya, namun, hal-hal luar biasa justru bisa saja hadir saat seseorang dalam keadaan tak berdaya. Meski, sama sekali tak mudah untuk menjalaninya. 
Hidup Alex Lewis berbalik 180 derajat hanya dalam beberapa minggu. Sebelumnya, ia adalah seorang pemilik pub yang cekatan. 

Penyakit tak hanya merenggut tangan dan kakinya. Lewis juga kehilangan bibir dan sebagian hidungnya. Ahli bedah telah mencangkok kulit bahunya untuk membentuk kembali bibirnya.

"Ada hari-hari di mana aku bangun dan merasa, 'Aduh, bahuku sakit atau, auw puntung kakiku nyeri'. Tapi aku terus maju," kata dia. 

Lewis juga sering melempar guyon,  ia merasa mirip karakter kartun The Simpsons. Gara-gara bibirnya yang makin lebar. 

Kini, yayasan sosial yang didirikan, yang menyandang namanya memberi dorongan besar untuk menolong sesama. Dengan segala kekurangan fisik yang diimbangi kebesaran hatinya itu. 
Meski selalu berusaha bersikap positif, ada beberapa kesenangannya yang hilang. Ia tak bisa lagi memasak, bermain golf, ia dan pasangannya Lucy juga harus rela kehilangan pub yang mereka kelola. 

Kesempatan Hidup 5 %
Ternyata, ia menderita  infeksi streptokokus atau streptococcal infection (tipe A). Lewis lalu cepat-cepat dilarikan ke rumah sakit pada 17 November 2013. 

Namun, terlambat, infeksi terlanjur menembus jauh ke dalam jaringan dan organnya, memicu keracunan darah atau sepsis -- kondisi yang mengancam jiwa yang menyebabkan kegagalan organ multiple.

Kulit di lengan dan kaki, juga sebagian wajah menghitam dan mengalami nekrosis atau mati (gangren). Bagi keluarga dan rekan, berada di sampingnya Lewis yang harus bergantung pada alat penopang hidup, adalah hal mengerikan. 

Namun bagi putranya, Sam -- yang kala itu berusia 3 tahun. Ia seakan melihat sang ayah dilumuri cokelat. Anggota badan Lewis yang terinfeksi kemudian mulai meracuni seluruh tubuhnya. Tak hanya bergantung mesin, ia juga harus merelakan lengan kirinya diamputasi di atas siku.
Lewis berusaha tak sedih. Sebab dokter kala itu memaparkan fakta pahit. "Lengan itu bisa saja membunuhku." 

Meski lengannya telah diamputasi, ia belum lolos dari bahaya. Ancaman lain datang dari 2 kakinya. Langkah amputasi pun dilakukan, satu kaki, dan menyusul lainnya. Lewis kala itu hanya punya lengan kanannya. 

Dokter berupaya keras mempertahankan lengan kanannya itu. Butuh 17, 5 jam operasi di malam Natal 2013, untuk menyingkirkan jaringan yang mati dan mencangkokkan tulang belikat, kulit, otot, dan syaraf yang diambil dari lengan kirinya yang diamputasi lebih dulu.  

Namun, toh, pada akhirnya lengan terakhirnya tidak bisa dipertahankan. Pasangannya sedih bukan kepalang, namun Lewis mengaku tak peduli. Baginya, lebih baik kehilangan saat itu juga, ketimbang terus berharap lengannya itu akan berfungsi kembali, yang mustahil terkabul. 

Kehilangan 2 lengan dan 2 kaki membuat Lewis harus kembali belajar melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya dulu. Ia bahkan tak mampu bangun dari tempat tidur, mandi, berpakaian sendiri. 
Target pertama yang ingin diraihnya adalah belajar jalan. Ia memulai kursus berjalan Queen Mary's Hospital di Roehampton. Kejutan! Hanya dalam 2 minggu ia bisa melangkah dengan kaki prostetiknya. 

Kini, setelah 3 bulan langkahnya makin mantap, meski kerap canggung. "Terutama saat naik tangga. Sulitnya bukan main. Juga saat menghadapi medan berbeda." 

Ia juga mulai menggunakan tangan prostetik yang dilengkapi kait. Lewis kini sudah bisa membuka lemari es, mengambil minum, atau membuka sekantong permen.

Ayah 1 anak itu mengaku masih merasa hidup dalam dunia mimpi. Semua yang dialami saat ini masih terasa 'sedikit asing'. Terutama saat bercermin, rasanya luar biasa, Lewis mengaku merasakan tubuhnya -- yang telah menjadi bagian dari dirinya selama 33 tahun sebelumnya -- telah berubah tanpa ia sadari. 

"Orang mungkin kecewa karenanya. Tapi, saya merasa bahwa tubuh manusia sangat luar biasa." 
Lewis saat ini mampu berdiri tegak. Ia berharap suatu hari nanti bisa berjalan mantap di lorong menuju altar gereja. Saat menikahi pasangannya, Lucy. (Ein)

Source : Liputan 6. Alex Lewis, Hilang 2 Tangan dan 2 Kaki Justru Lebih Bahagia.

23 Nov 2014

Wujudkan Mimpi Hafiz 30 Juz Bersanad & Kuliah Ke Luar Negeri

Qurban Bersama Ahlul Qur'an : Pilihan Kendaraan Terbaik Menuju Surga

Category

#YukHusnudzon! Acara Pemuda Aceh Africa Agenda Agent Pembicara Alumni Ambassadors America Arabian Arti Hidup Asean Asia Audio MP3 Bali Banten Bengkulu Berita Pemuda Bersyukur Buku Bahas Pemuda Bung Faisal Catatan Masa Muda Ceramah Character Building Cinta Qur'an Conference Da'i Dasar Kebijakan Download Ebook EduWeb Europe Exstra Fenomena Masyarakat Gathering Sahabat PIC Gerakan Pemuda Global vision Go Edu Travel Gorontalo Honeymoon Backpacker How To Indonesia Inspirasi International Conference Islam Internasional Islam Nusantara Jakarta Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Karir Kerja Karya #SahabatPIC Karya Ambassador Karya Team Karya Tokoh Keluarga Muda Kemendikbud Kemenpora Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Maluku Kepulauan Riau Lampung Layanan Links Liputan Media Maluku Maluku Utara Motivasi Motivasi Inspirasi National Conference Nationalism Nekad Delegates Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Outbound PHBI PHBN PIC Pustaka Papua Papua Barat Peduli Pemuda Pelatihan Ramadhan Pemberdayaan Pemuda Pemerintah RI Pemuda Desa Pemuda Kece Membaca Pemuda Qur'an Penerbit Buku Pengembangan Pemuda Photo Poster Profil Profil Motivator PIC Center Program Public Speaking Training Puisi Pulau Jawa Pulau Papua Pulau Sumatera Quotes Inspirasi Qur'an Renungan Riau Rules Sahabat PIC Sejarah Pemuda Seminar SpeakUp Course Sukses UN Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatra Barat Sumatra Selatan Sumatra Utara Testimoni Tips Belajar Tips Bergaul Tips Berprestasi Tips Cinta Tips Facebook Tips Ibadah Tips Jejaring Sosial Tips Membaca Tips Pendidikan Tips Remaja Tips Semangat Tips Wanita Tokoh Inspirasi Tokoh Pemuda Training Anak Muda Training Entrepeneurship Training Leadership Training Motivasi Training SMA SMK MA Travel Training True Story UKMWeb Video Visualisasi Afirmasi Mimpi Writer Training YHNC Yogyakarta Young Husnudzon Youth Achievement

Positive Impact Center (PIC Center)

Positive Impact Center (PIC Center)
Training & Development

Digital WM

Digital WM
Web Maker & IT Services

Iqromdia

Iqromdia
Penerbit Buku

Pesantren Ramadhan Online

Visitor