SMP & SMA Qur'an Anamfal, Cirebon : Sekolah Takhassus Al-Qur'an Wawasan Global

Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

25 Mei 2017

Oleh : Gerardin Ferrari​, S.Sy, Sahabat PIC Ambassador Banten
Disampaikan saat Gathering Sahabat PIC III

Pemuda merupakan generasi muda yang sangat berpengaruh untuk proses pembangunan bangsa Indonesia. Pemuda selalu menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa yang dapat merubah pandangan orang dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan ide – ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Menjadi Pemuda Limited Edition

Pemuda generasi sekarang sangatlah berbeda apabila dibandingkan dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan maupun sosialisasinya, pola berpikir, dan cara menyesaikan malasah yang sedang dihadapinya. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh kedepan, dalam artian yaitu mereka tidak asal dalam bertindak maupun melakukan sesuatu, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan memikirkan kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan terjadi. Sedangkan pemuda zaman sekarang masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial yang ada di lingkungannya. Maka daripada itu, pada saat ini sangat diperlukan berbagai macam tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki pola berpikir para pemuda zaman sekarang.

Cara paling tepat adalah pola pembangunan kepemudaan yaitu pertama dilakukan secara sitematik, komprehensif, akseleratif, sinergis, dan integratif, yang kedua meliputi ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, yang ketiga melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dan yang terakhir menyediakan wahana aktualisasi diri yang positif dan konstruktif, serta mudah diakses oleh pemuda.[1]

Sehingga dengan cara tersebut diharapkan para pemuda dapat merubah cara berfikirnya untuk pembangunan bangsa Indonesia. Dan yang paling penting nasib bangsa Indonesia baik ataupun buruknya kedepan itu akan sangat bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi muda.
Dengan demikian para pemuda seharusnya memiliki semangat untuk berubah dan kemampuan untuk melakukan perubahan. Karena pembangunan suatu bangsa harus didasarkan oleh pemudanya. Oleh sebab itu proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda di Indonesia itulah yang setiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk hidup di kalangan masyarakat.

Disaat kondisi bangsa seperti ini peranan pemuda sebagai penggerak dalam pembangunan bangsa Indonesia sangatlah diharapkan dengan membentuk suatu organisasi yang tentunya harus positif yang dapat memainkan peran yang lebih besar. Pada zaman perjuangan bangsa Indonesia, gerakan pemuda dan mahasiswa sering menjadi tombak perjuangan nasional. Beberapa gerakan pemuda dan mahasiswa yang dicatat dalam sejarah adalah budi utomo, sumpah pemuda, perhimpunan Indonesia, dan peristiwa rengasdengklok.[2]

Namun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah banyak di kalangan pemuda yang melakukan hal-hal yang negatif. Padahal seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang ada, dan sudah saatnya pemuda menempatkan diri sebagai generasi muda yang aktif untuk memimpin proses perubahan bangsa ini cita-cita para pemuda dulu. Jadi pada intinya peran pemuda sekarang ini sangat memprihatinkan seperti banyak pemuda yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar. Tetapi sebenarnya peran pemuda dalam masyarakat dapat ditingkatkan dengan mengadakan acara-acara berupa bakti sosial dengan sesama pemuda agar dapat lebih bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar.

Gerakan pemuda sebagai gerakan civil sociecy akan terus menempatkan pemuda di posisi pelatuk sekaligus pengawal perubahan. Semangat inilah yang semestinya terus terjaga di setiap gerakan kepemudaan. Indefendensi sebagai pilihan semangat gerakan pemuda dan kemandirian sebagai jiwanya, tidak boleh luntur dalam gerakan pemuda.[3]

Pada Kegiatan Gathering Sahabat PIC kali ini ada satu pembahasan menarik yang di sharing oleh peserta Gatrehing menjelaskan bahwa Manusia adalah mahluk yang kompleks. Antara manusia yang satu dengan lainya pasti memiliki perbedaan. Tak ada satu manusiapun yang sama persis. INilah yang membedakan dengan hewan. Jika hewan, sebut saja, kucing, maka kecerdasan mereka rata rata sama saja antara kucing satu dengan yang lain. Berbeda dengan manusia, antara manusia yang satu dengan yang lain pasti memiliki tingkat kecerdasan dan IQ yang berbeda. Ada yang manusia cerdas secara IQ namun tidak cerdas secara emosional dan sebaliknya.

Konsep multiple intelligence diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner, yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvard Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine. Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang perlu mengnyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan.

Kebanyakan orang sukses di dunia ini memang tidak memiliki nilai tinggi pada semua skor, namun orang yang benar-benar sukses seperti albert Einstein atau Leonardo da vincy itu memiliki kombinasi nilai yang tinggi pada 4 – 5 jenis kecerdasan.

Kecerdasan merupakan faktor yang penting dalam meraih kesuksesan. Menurut Profesor dari Harvard yaitu professor Howard Gardner, diluar sana setidaknya terdapat 10 bahkan lebih jenis kecerdasan. Ada ciri-ciri tertentu ditiap tipe kecerdasan[4].

Mengenali jenis kecerdasan yang kita miliki akan dapat menolong kita untuk menentukan bakat apa yang terpendam dalam diri kita. Atau mungkin bisa pula memberikan kita gambaran cara belajar seperti apakah yang paling bagus buat dilakukan atau yang paling sesuai buat kita. Nah yang mana tipe kecerdasanmu.

1. Kecerdasan Linguistik.
Jika kamu merasa asik dengan kegiatan menulis membaca menyimak dan berbicara dan kamu melakukannya dengan santai. Kamu menyukai menghafal informasi dan menambah kosakata kamu juga jago bercerita.

2. Kecerdasan Musikal
Kamu bisa mendeteksi ritme pola dan tempo pada hal-hal yang tampaknya tidak memiliki faktor-faktor tersebut -seperti kicau burung suara jengkerik- Kamu bisa mendengar nada dan titi nada dan mungkin kamu punya bakat dalam memainkan satu alat musik atau lebih. Kamu menyukai banyak jenis aliran musik.

3.  Kecerdasan Logika
Kamu secara naluriah meletakkan segala sesuatu di tempatnya dan mampu memahami penjumlahan seringkali di luar kepala. Angka dan rumus matematika adalah hal sepele bagi kamu kamu suka sekali permainan yang menantang otak permainan logika game dan komputer.

4. Kecerdasan Visual-Spasial
Kamu langsung tahu jika ada bangunan atau lukisan atau orang yang kurang simetris. Jika kamu atlet kamu bisa menentukan dengan hampir sempurna berapa derajat yang dibutuhkan untuk mencetak angka untuk masuk ke gawang atau ring basket. Kamu bisa secara imaginer memutarbalikkan bentuk-bentuk rumit dan kamu bisa menggambar apapun yang kamu lihat. Kamu jago membongkar dan merangkaikan kembali barang-barang dan kamu.maniak dengan game!

5. Kecerdasan Tubuh Kinestetik
Kamu ahli menangangi dan memanipulasi objek selain itu kamu mampu menggerakkan tubuh dengan anggun dan santai. Kamu suka sekali melatih tubuh hingga mencapai kondisi terbaik dan kamu mungkin bisa menirukan rang lain dengan sempurna. Kamu mungkin berbakat dalam satu jenis kerajinan tangan atau lebih -memahat menjahit menenun dll.

6. Kecerdasan Interpersonal
Kamu bisa memahami orang lain dengan mudah mengetahui suasana hati dan perasaan mereka. Kamu seorang pemimpin alami dan mediatormu. Kamu bisa menghentikan pertengkaran antara dua teman kamu dan masih bisa menjalin hubungan baik dengan keduanya.

7.  Kecerdasan Intrapersonal
Kamu paham benar tentang diri kamu sendiri. Kamu amat mengerti akan perasaan mimpi dan ide yang kamu miliki dan kamu setia pada sasaran hidup kamu. Kamu suka menulis jurnal/ buku harian/ blog.

8. Kecerdasan Naturalis
Kamu merasakan adanya kaitan yang mendalam antara jagat raya dan penghuninya -tumbuhan dan binatang. Kamu suka meneiliti dan mengamati dunia luar. Kamu berbakat dalam berkebun dan memasak.

9. Kecerdasan Eksistensial
Kamu suka sekali dan memiliki bakat bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan sulit. Seperti hakikat hidup hakikat mati siapa kita sebenarnya kenapa kita hadir di dunia ini dan kenapa dunia ini tercipta.

10. Kecerdasan Spiritual
Kamu amat sensitif dan memiliki minat pada hal-hal yang bersifat spiritual dan religius. Mungkin juga kamu pernah mengalami pengembaraan spiritual dan pencerahan. Atau bentuk lain yaitu kamu bisa merasakan kehadiran “makhluk lain”.
  
Jadi kesimpulannya adalah dengan mengetahui 10 kecerdasan, Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan berperan dalam pembangunan bangsa Indonesia. Sudah saatnya pemuda harus mampu menempatkan diri menjadi limited edtion sekaligus pemimpin dari perubahan. Pemuda harus memperjuangkan cita-cita bangsa melalui perjuangannya. Sehingga para pemuda selalu diharapkan untuk proses kemajuan dari bangsa Indonesia.

Pemuda harus meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan yang terpenting adalah tetap selalu bersosialisasi dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. Semua itu harus dilakukan agar bangsa Indonesia menjadi lebih baik, karena masa depan bangsa ini tergantung dengan pemudanya.





[1] http://www.slideshare.net/faizin89/dialog-strategis-peran-pemuda-seminar-kepemudaan-hmi
[2] http://kelompok8rear.blogspot.com/
[3] http://acepwahyuhermawan79.blog.com/peran-pemuda-dalam-masyarakat/
[4] https://anidaislamiyati.wordpress.com/2011/03/27/10-tipe-kecerdasan-manusia/


9 Jan 2017

Oleh : Gerardin Ferrari,

Solusi dalam setiap masalah yang kita dapatkan adalah dengan cara menghadapinya. Menghadapinya bukan dengan marah yang bergejolak ataupun membencinya seumur hidup. Hingga lari dari masalah. Setiap masalah  yang hadir dalam kehidupan, harus diperlakukan dengan hati yang lapang dan lembut. Mengenal lebih dalam dengan masalah yang kita hadapi tanpa kita mengundangnya.  Segala sesuatu yang Allah kirimkan selalu ada rahmat yang mengikuti. Bergantung bagaimana kita menyikapi dan menyadarinya.

Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah

Menyelesaikan masalaha tanpa masalah bermula dari diri sendiri. Intropeksi perlu dilakukan setiap hari, bahkan ada seorang sahabat yang setiap malam melakukan intropeksi diri sebelum tidur. Apabila ia memiliki masalah kepada orang lain, maka ia segera meminta maaf dan memaafkan orang yang telah menyakitinya. Betapa luas hati yang ia miliki sehingga segala persoalan yang ada, jiwanya tetap merasa tenteram.

Allah telah menurunkan Al-Quran sebagai pedoman hidup, segala aspek kehidupan ada di dalamnya. Memberikan petunjuk pada setiap manusia untuk menjalankan segala aspek kehidupan. Membacanya pun dapat membuat hati menjadi tenteram ketika iman sedang menurun. Al-Quran dapat menjadi penopang untuk meningkatkan kadar keimanan seseorang jika mengenalnya lebih dalam.

Berdzikir kepada Allah juga menjadi salah satu langkah untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah. Dahsyatnya energi dzikir, beristigfar, bertasbih dapat mendatangkan perangkat penyelesaian. Seluruh malaikat dan seluruh alam pun ikut mendoakan. Berhusnuzanlah kepada Allah, maka kita akan merasakan dahsyatnya cinta Allah.


Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah 
Oleh : Gerardin Ferrari, Sahabat PIC Ambassador Banten.


31 Des 2016


Gerakan Nasional Revolusi Mental

INDONESIA saat ini menghadapi suatu paradoks pelik yang menuntut jawaban dari para pimpinan nasional. Setelah 16 tahun melaksanakan reformasi, kenapa masyarakat kita bertambah resah dan bukannya tambah bahagia, atau dalam istilah anak muda sekarang, semakin galau?

Dipimpin bergantian oleh empat presiden antara 1998 dan 2014, mulai dari B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri sampai Susilo Bambang Yudhonoyo (SBY), Indonesia telah mencatat sejumlah kemajuan di bidang ekonomi dan politik. Mereka memimpin di bawah bendera reformasi yang didukung oleh pemerintahan yang dipilih oleh rakyat melalui proses yang demokratis.

Ekonomi semakin berkembang dan masyarakat banyak yang bertambah makmur. Bank Dunia bulan Mei ini malah mengatakan ekonomi Indonesia sudah masuk 10-besar dunia, jauh lebih awal dari perkiraan pemerintah SBY yang memprediksi baru terjadi tahun 2025. Di bidang politik, masyarakat sudah banyak menikmati kebebasan serta hak-haknya dibandingkan sebelumnya, termasuk di antaranya kemampuan mereka untuk melakukan pergantian pimpinannya secara periodik melalui pemilu yang demokratis.

Namun, disisi lain, kita melihat dan merasakan kegalauan masyarakat seperti yang dapat kita saksikan melalui protes di jalan-jalan di kota besar dan kecil, dan juga di ruang publik lainnya, termasuk media massa dan media sosial. Gejala apa ini? Pimpinan nasional dan pemikir di Indonesia bingung menjelaskan fenomena bagaimana keresahan dan kemarahan masyarakat justru merebak sementara oleh dunia, Indonesia dijadikan model keberhasilan reformasi yang menghantarkan kebebasan politik serta demokrasi bersama pembangunan ekonomi bagi masyarakatnya.

Izinkan saya melalui tulisan singkat ini untuk menyampaikan pandangan saya menjelaskan dan menguraikan permasalahan bangsa ini dan manawarkan paradigma dan cara pandang baru untuk bersama mengatasinya. Saya bukan ahli politik atau pembangunan, untuk itu pandangan ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman kepemimpinan saya selama ini baik sebagai Walikota Surakarta maupun Gubernur DKI Jakarta. Oleh karena itu keterbatasan dalam pandangan ini mohon dimaklumi.


Sebatas Kelembagaan

Reformasi yang dilaksanakan di Indonesia sejak tumbangnya rezim Orde Baru Soeharto tahun 1998 baru sebatas melakukan perombakan yang sifatnya institusional. Ia belum menyentuh paradigma, mindset atau budaya politik kita dalam rangka pembangunan bangsa, atau “nation building”. Agar perubahan benar- benar bermakna dan berkesinambungan, dan sesuai dengan cita-cita Proklamasi Indonesia yang merdeka, adil dan makmur, kita perlu melakukan revolusi mental.

Nation building tidak mungkin maju kalau sekedar mengandalkan perombakan institusional, tanpa melakukan perombakan manusianya atau sifatnya mereka yang menjalankan sistem ini. Sehebat apapun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia dengan salah kaprah, tidak akan membawa kesejahteraan. Sejarah Indonesia merdeka penuh dengan contoh di mana salah-pengelolaan, atau mismanagement negara telah membawa bencana besar nasional.

Kita melakukan amendemen atas Undang Undang Dasar 1945, kita membentuk sejumlah komisi independen (termasuk KPK), kita melaksanakan otonomi daerah, dan kita telah banyak memperbaiki sejumlah undang-undang nasional dan daerah. Kita juga sudah melaksanakan pemilu secara berkala di tingkat nasional/daerah. Kesemuanya ditujukan dalam rangka perbaikan pengelolaan negara yang demokratis dan akuntabel.

Namun di saat yang sama, sejumlah tradisi atau budaya yang tumbuh subur dan berkembang di alam represeif Orde Baru masih berlangsung sampai sekarang, mulai dari korupsi, intoleransi terhadap perbedaan dan sifat kerakusan, sampai sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah, pelecehan hukum dan sifat oportunis. Kesemuanya ini masih berlangsung, dan beberapa di antaranya bahkan semakin merajalela, di alam Indonesia yang katanya lebih reformis.

Korupsi menjadi faktor utama yang membawa bangsa ini ke ambang kebangkrutan ekonomi ditahun 1998, sehingga Indonesia harus menerima suntikan dari Dana Moneter Internasional (IMF), yang harus ditebus oleh bangsa ini dengan harga diri kita. Terlepas dari sepak terjang dan kerja keras KPK mengejar koruptor, praktek korupsi sekarang masih berlangsung, malah ada gejala semakin luas. Demikian juga sifat intoleransi yang tumbuh subur di tengah kebebasan yang dinikmati oleh masyarakat. Sementara pertumbuhan ekonomi yang pesat malah memacu sifat kerakusan dan keinginan sebagian masyarakat untuk cepat kaya, sehingga menghalalkan segala cara, termasuk pelanggaran hukum.

Jelas reformasi, yang hanya menyentuh faktor kelembagaan negara, tidak akan cukup untuk menghantarkan Indonesia ke arah cita-cita bangsa seperti yang diproklamirkan oleh para pendiri bangsa. Apabila kita gagal melakukan perubahan, memberantas praktek korupsi, intoleransi, kerakusan, keinginan cepat kaya, pelecehan hukum dan oportunis, semua keberhasilan reformasi ini segera lenyap bersama kehancuran bangsa.


Perlu Revolusi Mental

Dalam pembangunan bangsa, atau “nation building”, saat ini cenderung menerapkan prinsip-prinsip faham liberalisme, yang jelas tidak sesuai dan kontradiktif dengan nilai, budaya dan karakter bangsa Indonesia. Sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif, bukan dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, namun dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan paradigma, budaya politik dan pendekatan “nation building” baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya nusantara, bersahaja dan berkesinambungan.

Penggunaan istilah “revolusi” tidak berlebihan. Karena Indonesia memerlukan suatu terobosan budaya politik untuk memberantas setuntas-tuntasnya segala praktek-praktek yang buruk yang sudah terlalu lama dibiarkan tumbuh kembang sejak zaman Orde Baru sampai sekarang. Revolusi mental beda dengan revolusi fisik, karena ia tidak memerlukan pertumpahan darah. Namun usaha ini tetap memerlukan dukungan moral dan spiritual, serta komitmen dalam diri seorang pemimpin—dan selayaknya setiap revolusi, diperlukan pengorbanan oleh masyarakat.

Dalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat menggunakan konsep Trisakti yang pernah diutarakan oleh Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963, dengan tiga pilar; “Indonesia yang berdaulat secara politik”, “Indonesia yang mandiri secara ekonomi”, dan “Indonesia yang berkepribadian secara sosial budaya”. Terus terang saya telah banyak mendapat masukan dari hasil diskusi dengan beberapa tokoh nasional tentang relevansi dan kontektualisasi konsep Tri Sakti Bung Karno ini. Terakhir dengan Buya Safii Maarif, Mantan Ketua PP Muhamadyah, yang saya kunjungi di rumahnya di Sleman, Yogyakarta beberapa hari lalu.

Kedaualatan rakyat sesuai dengan amanat sila ke-empat Pancasila haruslah ditegakkan di bumi kita ini. Negara dan pemerintahan yang terpilih melalui pemilihan yang demokratis harus benar-benar bekerja bagi rakyat, dan bukan bagi segelintir golongan kecil. Kita harus menciptakan sebuah sistem politik yang akuntabel, bersih dari praktek korupsi dan dari tindakan intimidasi. Semaraknya politik uang dalam proses pemilu sedikit banyak mempengaruhi kualitas dan integritas dari pada mereka yang dipilih sebagai wakil rakyat. Kita perlu memperbaiki cara kita merekrut pemain politik, yang lebih mengandalkan ketrampilan dan jejak rekam ketimbang kekayaan atau kedekatan mereka dengan pengambil keputusan.

Kita juga memerlukan birokrasi yang bersih, handal dan kapabel, yang benar-benar bekerja melayani kepentingan rakyat dan mendukung pekerjaan pemerintah yang terpilih. Demikian juga dengan penegakkan hukum, yang penting demi menegakkan wibawa pemerintah dan negara menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukum. Tidak kalah pentingnya dalam rangka penegakan kedaulatan politik adalah peran TNI yang kuat dan terlatih untuk menjaga kesatuan dan integritas territorial NKRI.

Di bidang ekonomi, Indonesia harus berusaha melepaskan diri dari ketergantungan yang mendalam terhadap investasi/modal/bantuan dan teknologi luar negeri, dan juga pemenuhan kebutuhan makanan dan bahan pokok lainnya dari impor. Kebijakan ekonomi liberal yang sekedar mengedepankan kekuatan pasar, telah menjebak Indonesia sehingga menggantungkan modal asing. Sementara sumber daya alam dikuras oleh perusahaan multinasional bersama “komprador“ Indonesianya.

Reformasi 16 tahun tidak banyak membawa perubahan dalam cara kita mengelola ekonomi. Pemerintah dengan gampang membuka kran impor untuk bahan makanan dan kebutuhan lainnya. Banyak elit politik kita terjebak menjadi pemburu rente sebagai jalan pintas yang selalu diambil yang tidak memikirkan konsekuensi terhadap petani di Indonesia. Ironis kalau Indonesia dengan kekayaan alamnya masih mengandalkan impor pangan. Indonesia secara ekonomi harusnya dapat berdiri di atas kaki sendiri, sesuai dengan amanah Trisakti. Ketahanan pangan dan ketahanan energi merupakan dua hal yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Indonesia harus segera mengarah ke sana dengan program dan jadwal yang jelas dan terukur. Di luar kedua sektor ini, Indonesia tetap akan mengandalkan kegiatan ekspor dan impor untuk menggerakkan roda ekonomi.

Kita juga perlu meneliti ulang kebijakan investasi luar negeri yang angkanya mencapai tingkat rekor beberapa tahun terakhir ini, karena ternyata sebagian besar investasi diarahkan ke sektor ektstraktif yang padat modal. Mereka tidak menciptakan banyak lapangan kerja, namun mereka mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.

Pilar ketiga Trisakti adalah membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia. Sifat ke-Indonesia-an semakin pudar karena derasnya tarikan arus globalisasi dan dampak dari revolusi teknologi komunikasi selama 20 tahun terakhir. Indonesia tidak boleh membiarkan bangsanya larut dengan arus budaya yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita.

Sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup di negara ini. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram dan tepat sasaran oleh nagara dapat membantu kita membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia.


Dari Mana Kita Mulai

Kalau bisa disepakati bahwa Indonesia perlu melakukan revolusi mental, pertanyaan berikutnya adalah dari mana kita harus memulainya. Jawabannya dari masing-masing kita sendiri, dimulai dengan lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara.

Revolusi mental harus menjadi sebuah gerakan nasional, usaha kita bersama untuk mengubah nasib Indonesia menjadi bangsa yang benar benar merdeka, adil dan makmur. Kita harus berani mengendalikan masa depan sendiri, dengan restu Allah SWT sebagaimana dikatakan dalam ayat Al Quran surat Ar-Ra’d ayat 11 bahwa “Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu bangsa kecuali bangsa itu mengubah apa yang ada pada diri mereka.”

Saya sendiri sudah memulai gerakan ini ketika memimpin kota Surakarta, dan sejak 2012 sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah teman-teman yang sepaham juga sudah memulai gerakan ini di daerahnya masing masing. Insya Allah, usaha ini dapat berkembang semakin meluas sehingga nanti benar-benar menjadi sebuah gerakan nasional. Seperti yang diamanatkan oleh Bung Karno, memang Revolusi belum selesai. Revolusi Mental Indonesia baru saja dimulai.

Source : presidenri.go.id/ulasan/revolusi-mental.html

* * *


23 Des 2015

Remaja. Masa yang sedang kita hadapi ini berada di tengah-tengah. Mengapa disebut di tengah-tengah? Karena seorangramaja memiliki fisik dan psikis yang masih labil. Seorang remaja terkadang bahkan sering bertingkah seperti anak-anak. Tapi kita ini bukan aak-anak! Kita sudah memasuki masa dewasa. 8 Sifat Oarang Dewasa.

Tips : Agar Menjadi Orang Dewasa
Banyak tuntutan dari pihak keluarga khususnya agar kita menjadi orang dewasa. Mungkin kita pernah dinasehati atau bahkan dimaraahi agar dapat bersikap lebih dewasa. Tuntutan ini bagus dan baik. Tuntutan yang membuat kita semakin bijaksana, matang dan pastinya menjadi dewasa.
Oh ya, ada satu catatan penting agar menjadi orang dewasa. Bukan berarti kita dituntut dewasa, lalu melihat gambar atau video porno. Bukan berarati pula karena kita ingin dewasa, lalu berbuat seks sebelum waktunya (belum manikah). Sebelumnya juga saya pernah menulis Tips Agar Menjadi Orang Yang Dewasa di blog ini, hanya karena saya anggap tulisan itu belum sempurna, maka saya tulis lagi lah Tips : Agar Menjadi Orang Dewasa.
Agar kita dapat melewati masa remaja denagan baik. Agar kita menjadi orang dewasa. Agar tuntutan orang tua terpenuhi. Simaklah dn praktekkan  Tips : Agar MEnjadi Orang Dewasa :
Pertama, kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
Kedua, kita bisa memprioritaskan yang terutama dan yang pertama. Mana yang harus dilakuakan terlebih dahulu, mana yang dapat diakhirkan.
Ketiga, kita dapat menyelesaikan diri kita sendiri dan dapat pula membantu menyelesaikan masalah orang lain (terutama orang terdekat) tanpa merugikan salah satu pihak.
Keemapat, tidak lari dari masalah.
Kelima, kita dapat berlaku adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Tidak teargeasa-gesa, tapi juga tidak bertele-tele.
Keenam, sayang terhadap diri kita sendiri dan peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
Ketujuh, taat menjalankan ibadah. Menjauhi apa yang dilarang dan manjalankan apa yang diperintahkan Tuhan dan Rasulallah. Rajin pula dalam melaksanakan amalan sunnah.
Kedelapan, lebih mementingkan orang lain ketimbang diri sendiri.
Yakinlah pada diri kita masing-masing, kita dapat menjadi orang yang dewasa. Kita dapat melewati masa-masa sulit sebagai seorang remaja dan jadilah orang yang dewasa.
Dengan mempraktekan Tips : Agar Menjadi Orang Dewasa di atas, yakinlah dan buktikanlah, kita dapat menjadi orang dewasa.

Serasa hidup banyak masalah? Bagaimana menemukan jati diri? Kepada siapa bisa konsultasi dan sharing? Hidup rasanya tidak berarti dan tidak berguna. Yuk curhat bareng klik Bung Faisal (WA 089637003360 - Fb.com/faisalhilmiab).
Jangan ragu, jangan khawatir. Hidup kita layak lebih baik dan bahagia.

Wujudkan Mimpi Hafiz 30 Juz Bersanad & Kuliah Ke Luar Negeri

Qurban Bersama Ahlul Qur'an : Pilihan Kendaraan Terbaik Menuju Surga

Category

#YukHusnudzon! Acara Pemuda Aceh Africa Agenda Agent Pembicara Alumni Ambassadors America Arabian Arti Hidup Asean Asia Audio MP3 Bali Banten Bengkulu Berita Pemuda Bersyukur Buku Bahas Pemuda Bung Faisal Catatan Masa Muda Ceramah Character Building Cinta Qur'an Conference Da'i Dasar Kebijakan Download Ebook EduWeb Europe Exstra Fenomena Masyarakat Gathering Sahabat PIC Gerakan Pemuda Global vision Go Edu Travel Gorontalo Honeymoon Backpacker How To Indonesia Inspirasi International Conference Islam Internasional Islam Nusantara Jakarta Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Karir Kerja Karya #SahabatPIC Karya Ambassador Karya Team Karya Tokoh Keluarga Muda Kemendikbud Kemenpora Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Maluku Kepulauan Riau Lampung Layanan Links Liputan Media Maluku Maluku Utara Motivasi Motivasi Inspirasi National Conference Nationalism Nekad Delegates Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Outbound PHBI PHBN PIC Pustaka Papua Papua Barat Peduli Pemuda Pelatihan Ramadhan Pemberdayaan Pemuda Pemerintah RI Pemuda Desa Pemuda Kece Membaca Pemuda Qur'an Penerbit Buku Pengembangan Pemuda Photo Poster Profil Profil Motivator PIC Center Program Public Speaking Training Puisi Pulau Jawa Pulau Papua Pulau Sumatera Quotes Inspirasi Qur'an Renungan Riau Rules Sahabat PIC Sejarah Pemuda Seminar SpeakUp Course Sukses UN Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatra Barat Sumatra Selatan Sumatra Utara Testimoni Tips Belajar Tips Bergaul Tips Berprestasi Tips Cinta Tips Facebook Tips Ibadah Tips Jejaring Sosial Tips Membaca Tips Pendidikan Tips Remaja Tips Semangat Tips Wanita Tokoh Inspirasi Tokoh Pemuda Training Anak Muda Training Entrepeneurship Training Leadership Training Motivasi Training SMA SMK MA Travel Training True Story UKMWeb Video Visualisasi Afirmasi Mimpi Writer Training YHNC Yogyakarta Young Husnudzon Youth Achievement

Positive Impact Center (PIC Center)

Positive Impact Center (PIC Center)
Training & Development

Digital WM

Digital WM
Web Maker & IT Services

Iqromdia

Iqromdia
Penerbit Buku

Pesantren Ramadhan Online

Visitor